Hasil pengujian dari biji wijen dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 1. Hasil pengujian aktivitas lipase biji wijen
Sampel
|
Aktivitas Lipase (µmol FFA/menit)
|
1
|
1,365
|
2
|
1,365
|
Rata-rata
|
1,365
|
Tabel 2. Perbandingan aktivitas enzim berbagai mikroorganisme selama 4 hari
Hari ke- |
Aktivitas Enzim (U/ml)
| |||
C.Rugosa
|
B. Subtilis
|
A.Oryzae
|
Paffia
| |
1
|
0.3333333
|
1
|
0.6666666
|
0.3333333
|
2
|
0.3333333
|
0.3333333
|
1.1666666
|
0.5
|
3
|
0.6666666
|
0.3333333
|
0.6666666
|
0.8333333
|
4
|
0.1666666
|
0.1666666
|
0.5
|
0.16666666
|
Untuk lebih jelasnya, perbandingan aktivitas lipase mikroorganisme selama 4 hari dan perbandingan aktivitas hidrolisisnya dengan lipase biji wijen digambarkan dalam grafik di bawah:
Grafik 1. Perbandingan aktivitas lipase mikroorganisme dengan lipase biji wijen
Berdasarkan hasil penelitian, lipase yang diekstrak dari biji wijen memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan lipase mikroorganisme. Hasil ini masih perlu dikaji lebih lanjut, untuk memastikan keakuratan data penelitian yang diperoleh. Penelitian tentang lipase biji wijen sudah mulai banyak dilakukan akhir-akhir ini. Meskipun menghasilkan lipase dengan nilai aktivitas yang cukup tinggi, potensi biji wijen sebagai sumber lipase komersil masih perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Biji wijen menghasilkan lipase paling banyak pada saat berkecambah, karena pada saat inilah, biji memerlukan nutrisi paling banyak, yang diperolehnya dengan memecah molekul lemak. Perkecambahan biji wijen membutuhkan waktu yang cukup lama. Dibandingkan dengan mikroorganisme yang dapat dibiakkan dan memproduksi lipase dalam jumlah banyak dan waktu yang singkat, biji wijen tampaknya masih kurang potensial untuk dijadikan sumber lipase komersial. Lipase komersial yang tersedia saat ini terutama diperoleh dari mikroorganisme seperti jamur, bakteri, ataupun dari pankreas hewan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar